Setiap akhir mid semester kedua, seperti biasa murid kelas X sudah tahu mereka akan masuk jurusan apa IPA / IPS ? Entah sampai kapan... yang pasti sampai saat ini dua jurusan ini seperti membawa beban tersendiri. Saya masih ingat, ketika saya SMA dulu memilih jurusan lebih kepada kecenderungan saja. Bisa serius ? ya silahkan ke IPA, tapi nggak bisa serius, pinginnya santai ? yaaa IPS. Padahal ... sebenarnya belajarnya sama saja... Matematika tetap belajar di kedua jurusan ; di IPA ada Fisika, di IPS ada Ekonomi ; Kimia di IPA, Geografi di IPS ; Biologi di IPA, Sosiologi di IPS. Sejarah keduanya tetap belajar walau dengan porsi yang berbeda di IPA cuma 1 jam, di IPS lebih mendalam 4 jam. Tuh..sama saja kan ?? Keduanya memiliki tingkat kesukaran sendiri-sendiri. Zaman saya SMA jurusan dipilih tergantung kebisaan kita, makanya tak heran ketika kenaikan kelas dari kelas II / XI ke kelas III / XII anak IPA ada bahkan banyak yang tinggal kelas. Tak seperti sekarang... Hmmmm..
Saya teringat obrolan di kamar mandi anak-anak kelas X Hajar meminta saya untuk menerima mereka di kelas IPS "Zah..terima ** yaa.. saya masuk IPS.. Dengan tanda tanya di kepala (Nggak salah nih? masuk IPS) saya mengomentari "Oh ya... boleh... Ustazah sambut dengan tari persembahan nanti" Setelah itu temannya yang lain "*** juga ya Zah...masuk IPS" Ow... kalau *** Ustazah sambit.. heee...Saya jadi mikir bukankah sebaiknya penjurusan sebaiknya memikirkan,mempertimbangkan cita-cita atau pekerjaan yang ingin dia lakukan di masa depannya ? to be continued...
" Be a teacher.... not just teach, but more than teach it's also touch..."
Appllause!!! \(^-^)/
ReplyDeletefinally, my PA teacher can make some post here.
but, actually it' soooooooo late right. Hehehehehe... =D
Isinya lumayanlah zah. Saya jdi agak merasa miris. Hiks,,hiks :'( (ndeehhhh,, lebay kali Ghin, pasti mau ambil simpati sazah aja kan, supaya dapat A di rapornya).
YAh, bener sih kata sazah. Yg namanya penjurusan itu memang hrs sesuai dgn kemauan si murid sendiri. Mungkin disaat ini masih banyak jga murid yg di suruh ortunya utk masuk ke IPA, tpi sebenarnya dia gak sanggup di situ. Banyak ortu yg kayak gitu kan. Alasanny yah sepele aja. Karena gengsi!
tapi kan negara sudah merdeka, jadi pilihannya juga merdeka dong ya. HEhehehehee... =D
ok deh, itu aja yg bsa di comment. hbis gaka da lgi tuh yg mau di comment. hehehe... ^^
sbg guru,saya melihat bahwa "jika anak-anak tersebut memang minat alias suka bin mau masuk IPA/IPS" maka serta merta mereka harus m'buktikan dengan nilai shg guru dpt melihat itu. selain itu kan jg ada psikotes penjurusan,nah kita lht saja hsl-nya(ga bermaksud mempersulit/menghalang-halangi).
ReplyDeleteseingat rin wktu SMA dulu,guru jg yg menentukan kami;apakah diletakkan di IPA/IPS.
trus,orang tua boleh-boleh saja punya harapan atas anaknya,tp yg m'jalani kan si anak, so ga ada gunanya dipaksakan.
demikian comment dr saya.