Tuesday, March 13, 2012

Satu Semester, Stress !


          “Time Running fastly”, tak terasa satu semester sudah SMA-IT  berjalan. Satu semester, kalau dihitung kasar berarti 6 bulan = 6 x 25 = 150 hari. Di hari pertama sekolah Senin, 13 Juli 2010 MOS dilaksanakan. Pak Noor ketua yayasan memberikan ceramah singkatnya “ Ananda sekalian bukanlah kelinci percobaan, tetapi ananda adalah pionir sekolah ini. Anandalah yang akan menjadi pemimpin masa depan negara ini  “ Bagi saya, kalimat Pak Noor benar-benar luar biasa ndalam maknanya. Siswa angkatan pertama ini bukanlah kelinci percobaan berarti guru juga nggak bisa main-main mendidiknya. Jadilah MOS dilaksanakan, dengan segala keterbatasannya Alhamdulillah berjalan dengan lancar / kurang lancar / tidak lancar (silahkan isi sendiri bagi yang mengikutinya).

            Minggu kedua langsung belajar. Alhamdulillah langsung full kecuali beberapa bidang studi yang gurunya “undangan” guru yang mengajar di SMP-IT. Saya, walaupun masih mengajar di SDIT 9 jam pelajaran (IPS kelas VI) tapi saya minta untuk mengajar di dua bidang studi lagi. Jadilah saya  mengajar tiga bidang studi Sosiologi, PKn dan Geografi. PKn dan Geografi bukanlah bidang saya tapi, karena melihat “susah”nya guru yang diperbantukan untuk mengajar di SMA-IT karena mereka pastilah mendahulukan jadwal home basenya maka saya minta. Dan, jujur juga karena jam mengajar yang masih kurang 24 jam seminggu sedangkan guru bersertifikasi harus 24 jam seminggu. Selain PKn dan Geografi, Sejarah juga saya usulkan Ustzh.Dona guru Ekonomi yang  mengajar. Satu lagi pelajaran TIK Ustad Chandra guru Fisika yang mengajar. Adanya in focus dikelas membuat  guru-guru terpacu, bersemangat   untuk menyiapkan media belajar slide power point. Tapi… sampaikah materi ke peserta didik….? Sampai / lumayan sampai / tidak sampai (jawab lagi yang merasa dididik ya ?)

            Jadilah saya berusaha memahami dan menguasai tiga materi dalam satu minggu. Untuk Sosiologi insyaAllah bisa. Ini emang back ground saya. Tapi, PKn dan Geografi harus baca buku. Jadilah saya GMS alias Guru Menang Semalam. Buku, harus sudah saya baca sebelum masuk kelas. Pertemuan pertama belajar Sosiologi di kelas X Hawa Alhamdulillah lancar kita membahas Hakikat Sosiologi; sejarah, tokoh, arti, metodologi, kegunaan, peranan dan lain. Tapi … keesokan harinya belajar Sosiologi di kelas X Adam… lagi asyik-asyiknya bercerita terdengarlah celetukan “Ngantuak dang…” Spontan saya katakan ke yang nyeletuk “Ngantuk ? silahkan ke toilet cuci mukanya ya ? Hiks…. Hiks… ini benar-benar membuat saya “down”saudara-saudara asli ! Beginilah, kalau mengajar di waktu  jam tidur bagi murid yang belum terbiasa full day school. Dan emang selama pelajaran banyak sekali yang izin ke toilet. Sampai-sampai saya bilang kayaknya di kelas  ini perlu dibuat toilet jadi kalian nggak keluar masuk kelas. Saya merasa “down” cukup lama… Dan pengaruh nyatanya, makan siang jadi gak kemakan karena memikirkannya.

            Sebulan pertama terasa sekali.  Betapa murid-murid masih dalam proses adaptasi. Belum bisa mengatur dirinya agar sesuai jadwal. Istirahat pertama mereka makan berat alias sama dengan makan siang. Waktu makan siang, justru nggak makan. “Dah kenyang Ustazah” jawabnya jika ditanya sudah makan atau belum. Nah, yang parahnya ada murid yang lupa bawa bekal, tidak pula membawa uang untuk makan siang akibatnya… jam siang menjelang sore tidak ada tenaga lagi kepala pasti parkir di meja. Tiga bulan terakhir, murid yang nggak makan siang akan semakin kentara di hari Kamis dan Jum’at. Mau tahu kenapa ? menurut sumber yang dipercaya oknum murid yang tidak makan siang menghemat uang jajannya untuk “malam minggu” Weis… sudah terkena VMJ alias Virus Merah Jambu ternyata. Nah, jawab dengan jujur… Kena / tidak kena.

            Awal mengajar PKn dan Geografi ada rasa was-was dalam diri saya, Ini yang saya sampaikan benar nggak ya ? PKn, okelah nggak begitu masalah ilmunya jelas baku dan berdasarkan Undang-Undang tertulis yang jelas ayat dan pasalnya. Tapi Geografi… nah ini … Geografi ibaratnya Fisika alam. Begitu banyak istilah asing yang berasal dari bahasa Yunani. Asli puyeng… Alhamdulillah murid-murid penuh pengertian saya salah menerangkan, mereka maklum.  Jujur saja saya katakan “Ma’af ya.. Ustazah juga baru baca bukunya” kalau ada pertanyaan yang nggak bisa saya jawab dipending sampai minggu depan dan menjadi PR bersama. Tapi, betapapun susahnya mengajar Geografi dan PKn saya merasa ilmu saya bertambah… Alhamdulillah.

            Tak kalah menantangnya, mengajar Sosiologi juga banyak suka dan dukanya. Mmmm banyak dukanya kali ya ? Saya masih ingat waktu itu pelajaran bab kedua tentang Nilai dan Norma dalam Masyarakat. Sudah satu minggu sebelumnya saya menyiapkan power pointnya ada sekitar 22 slide. Dikelas Hawa, semua berjalan aman, lancar dan terkendali. Tapi apa yang terjadi di kelas Adam ? baru sampai pada slide keenam, murid-murid sudah tak memperhatikan karena ada kumbang yang masuk kelas dan mereka sibuk menangkapnya. Persis anak TK;  buku di kibas-kibaskan seperti raket badminton, ketika kumbang terbang lebih tinggi buku melayang supaya kena. Menerangkan saya hentikan dan akhirnya saya hanya duduk di meja dan klik-klik mouse untuk pindah ke slide berikutnya. Yah… tak ada bedanya sama belajar dengan sistim saya dulu yang CBSA “Catat Buku Sampai Abis” tapi mereka CS3 Catat Slide Sampai Selesai. Yang nangkap kumbang tetap nangkap kumbang, yang emang niat belajar, mencatat. Diakhir pembelajaran semua  buku catatan saya kumpulkan. Mereka riuh bertanya “Untuk apa dikumpul Ustadzah ?” “Untuk Ustadzah nilai”jawab saya. “Wah, masak catatan dinilai Ustadzah ?” Saya tatap mukanya dan teracunglah telunjuk saya “Eits, jangan main-main ya.. jangankan catatan, tingkah laku kalian aja Ustadzah nilai !?” Buru-burulah mereka mengumpulkan catatan. Ada yang lengkap 22 slide sudah pindah ke halaman bukunya. Ada yang separuh, tidak lengkap. Ada yang mencatat judulnya saja. Ada yang paling aneh, catatannya kosong melompong masih catatan materi sebelumnya. Nekat…Di halaman kosong saya tulis dengan pena merah saya “Hallow… catat dunk… ngapain aja ? ngobrol ? “

            Merasa tidak berhasil dengan slide, karena pengalaman diatas, saya membuat ringkasan materi berupa Mind Mapping. Saya menjelaskan Mind Mapping di depan kelas sambil menuliskannya di white board. Sekitar 75 % murid memperhatikan saya menerangkan tapi yang 25 % ? yang ngobrol tetap saja ngobrol. Ini terjadi di kedua kelas Adam dan Hawa. Sebagai penutup setelah selesai menerangkan dan tanya jawab kelas saya tutup dengan “Pop Quiz”. Sepuluh soal essai singkat biasanya tentang istilah asing yang baru saja saya terangkan. Bagi saya pop quiz istilah lainnya test 3 M ; Mudah, Meriah, Muntah… heee… nggak apa-apa kan ? asal nggak mencr** Murid-murid hanya tersenyum asam ketika saya menerangkan istilah lain pop quiz ini. Setelah selesai Pop Quiz saya mengucapkan salam dan keluar kelas. Seorang murid mengikuti saya “ Ustadzah ni.. mantap dang… tenang-tenang mengejutkan “ Saya hanya tersenyum mendengar komentarnya. Setelah diperiksa hasil pop quiz ; bertebaranlan berbagai angka 3 sampai 10 ! murid yang bilang saya mantap dapat 10. Terbuktikan ? yang memperhatikan gurunya menerangkan pasti bisa. Ketika nilai saya masukkan ke daftar nilai yang murid yang ngobrol alias mengota ketika belajar tidak ada kertasnya  berarti dia tidak ikut menjawab pop quiz. Keasyikan mengota ?

            Agar tidak bosan sekali pembelajaran pernah saya laksanakan dalam bentuk games. Pada pembelajaran PKn, Bab “Hukum dan Sistem Peradilan di Indonesia”. Banyak sekali istilah dalam Bab ini membuat saya ingin menanamkan konsep dengan cara games. Maka saya buatlah bahan untuk dijadikan games “Piramida” . Dulu pernah menjadi program quiz di RCTI. Sebagian besar dari murid belum pernah memainkannya.  Permainannya cukup sederhana. Saya menyiapkan kertas karton yang digunting kecil-kecil berisi kata-kata dalam satu kategori misalnya ; Sumber. Jika murid memilih kategori sumber maka saya menerangkan isi kategori tersebut yaitu ; Macam-macam hukum menurut sumbernya. Kertas karton bertuliskan empat kata ; doktrin, traktat, konvensi dan yurisprudensi. Di white board saya gambarkan piramida berisikan kategori-kategori sekitar 20 – 25 buah. Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok 4 atau 5. Setiap gilirannya, satu kelompok mengutus satu orang pemandu, lalu memilih ketegori yang ingin dimainkan. Setelah memilih, maka saya menerangkan arti kategori lalu pemandu memandu kelompoknya dengan tidak menyebutkan kata-kata yang ada dalam karton. Jika kelompoknya bisa menjawab kata tersebut dalam waktu satu menit, maka satu kata dapat skor 25, benar keempatnya dapat skor penuh alias seratus. Untuk menambah seru,dan tension games, maka saya buat beberapa kategori yang merupakan piramida emas yang jika tertebak ke-4 katanya skor-nya menjadi 200. Tentu saja kategori piramida emas saya rahasiakan untuk kejutan.

            Permainan berjalan seru. Si pemandu meloncat-loncat ketika anggota kelompoknya tidak juga  bisa menjawab kata yang dimaksud. Tapi, ada juga pemandu yang “cool” tanpa kata hanya gaya saja teman kelompoknya sudah bisa menjawab.  Contoh soal ; mutilasi. Di kelas Hawa, Icha mempraktekkan tangannya dipotong-potong, sampai meloncat-loncat karena temannya tak juga benar menjawab. Tapi, di kelas Adam Toni dengan santai memperagakan badannya dipotong-potong sampai lidahnya terjulur. Ha.. temannya bisa menjawab. Aneh ya.. soal yang sama, perlakuan dan hasilnya berbeda. Penutup pembelajaran kami bersama-sama merefleksikan makna / ibroh permainan. Ternyata, menerangkan itu susah tak semua yang kita terangkan dimengerti oleh orang lain.  Betapa kita harus focus dan konsentrasi dengan maksud kategori sehingga  ketika diperagakan /  diterangkan kita dapat menangkap maksudnya. Nah … begitu jugalah dalam belajar. Kelompok yang menang saya beri hadiah menghargai usahanya telah bermain dengan sangat baik. Quiz ini membuat murid ketagihan dan ingin games lagi. Saya jadi mikir mereka  ketagihan gamesnya atau hadiahnya ya ?

            Begitulah pembelajaran di SMA-IT semester pertama. Jika disimpulkan… Not so bad-lah.. Banyak hal yang harus disyukuri. Walaupun murid-muridnya banyak yang baru bertemu dan berteman mereka tidak / belum pernah berantam. Tidak ada yang kesurupan, seperti berita-berita murid sekolah baru dibuka. Cukup aman terkendali. Semoga saja bisa semakin baik dan semakin baik lagi… Tentunya dengan usaha dan do’a kita bersama. Amiiin amin yaa robbal alamin…
(I wrote this real story, June 2011 after the end of the SMAIT's first education year ... hope that we can be better and even do the best for the next year.. amiin amiin yaa robbal alamin...)



           

                       

No comments:

Post a Comment